Oleh : INDAH "chy". Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

BACKPACKER ABSURD to LOMBOK

Hi!
(send me a message for translate in English)

Selamat berjumpa lagi di posting absurd gue.
Sebelumnya maafin ya, postingan tentang perjalanan sebelumnya terlihat belum rapi dan belum ada foto (no pic = hoax, katanya). Selain karena pekerjaan yang padat dan koneksi yang buruk banget, gue mungkin terlalu memprioritaskan cerita perjalanan kali ini.

Yap, my “dream trip” finally come true.

Kyaaaaaa!

Oke, selamat menikmati ke-absurd-an gue. Tapi sebelumnya, gue mau memperingatkan bahwa posting kali ini mungkin nggak se-epic posting di blog orang – orang kebanyakan tentang Lombok. Dan hasil jepretan gue juga nggak sekeren mereka. But, I hope you still enjoy this different point of view.



DAY 1


Seperti biasanya, gue ke Lombok bukan semata – mata buat trip. Gue ada “tugas negara” di sini. Selepas gue menunaikan tugas itu, gue pun nggak mungkin melewatkan kesempatan emas yang udah gue impikan selama bertahun – tahun ini.

Pukul 8 pagi, gue udah siap dengan sebuah tas punggung dan jaket. Kali ini perjalanan gue nggak pakai mobil travel atau angkutan umum. Gue melalui perjalanan panjang ini bareng salah satu temen gue (cewek, lajang, tangguh, dan easy going hahahaha!) pakai motor. Kenapa motor? Karena gue trauma sama travel agent (baca postingan perjalanan sebelum – sebelumnya) dan angkutan umum di lombok agak susah. Bukannya nggak bisa ditemui, tapi rute angkutan umumnya susah menyesuaikan itinerary kami. Hahaha! Tapi tenang, nanti bakal gue infokan juga buat kalian yang single – traveller dan nggak bisa pakai motor.

Jadi, gue pagi itu baru tanya – tanya dimana tempat penyewaan motor. Akhirnya kami menemukan sebuah tempat persewaan di daerah Cakranegara. Sebuah rental motor yang sekaligus ada hotelnya.




Bukan promo, bukan iklan, gue cuma - cuma ngepost kartu nama di blog gue biar orang yang butuh nggak kesulitan mencari hehehe


Kami pun sebenarnya agak ragu – ragu, apakah kami bisa menuju tempat – tempat wisata yang sama sekali tidak kami ketahui keberadaannya. Untunglah, kami selamat berkat marka jalan. Haha.

Ada sedikit tips buat kalian yang sewa motor:

1.       Pastikan kalian diberi STNK, helm dan jas hujan (meskipun jas hujannya bisa jadi nggak terpakai).
2.       Cek mesin motor sebelum memutuskan menyewa, terutama kalo kalian mau sewa motor matic. (Jalur jalanan Senggigi – Gili – Pusuk adalah jalur pegunungan berkelok dan naik turun, silahkan memilih mau motor manual atau matic).
3.       Dan yang paling penting, periksa BAN! Kami mengalami pecah ban luar dalam (kesalahan bukan dari kami loh, hanya saja kami lupa cek ban pas berangkat). Untung aja sudah di daerah Mataram. Kebetulan pemilik persewaan ini baik banget, kami dijemput dan ditukar motor. Highly recommended lah kalo mau sewa di sini. Sayangnya jumlah motornya nggak terlalu banyak.

And finally, kami berangkat menuju Gili Trawangan. Sebenarnya menuju Gili Trawangan ada dua jalur, lewat Senggigi atau lewat Pusuk. Kami memilih perjalanan terjauh yaitu lewat Senggigi karena hari masih pagi dan kami “merasa” nggak terburu – buru.
Kami pada dasarnya nggak tau dari mana ke mana batas Senggigi itu. Pokoknya sepanjang perbukitan itu view-nya keren banget. Dan pada akhir perjalanan kami baru sadar kalo tempat – tempat yang kami anggap eksotis itu bagian dari Senggigi dan Bukit Malimbu. Pantesan keren banget tempatnya, haha!


Damai di Senggigi


Senggigi dari ketinggian


Singgah sejenak...


Semacam makam gitu sih

Kami pun sempat mengunjungi pelabuhan yang melayani tujuan Bali – Lombok.


Pelabuhan antar pulau

Kami cuma singgah di beberapa pos pemberhentian buat ambil foto, selanjutnya melaju ke Pelabuhan Bangsal, tempat penyeberangan ke Gili Trawangan.
Kapal di Pelabuhan Bangsal ada 3 jenis. Pertama, kapal publik yang harga tiketnya 20.000 rupiah per orang. Keberangkatannya tergantung kapal itu penuhnya kapan, asalkan udah 40 orang bakalan berangkat. Kedua, fast boat yang harga tiketnya 85.000 rupiah per orang. Ada jadwal keberangkatannya, kalau nggak salah tiap satu jam sekali dari pukul 9 pagi sampai 5 sore (pulang pergi 3 Gili). Ketiga, kapal sewaan yang harga sewanya gue kurang tahu, sekitar 100.000 rupiah ke atas.

Kami menjatuhkan pilihan pada fast boat, karena ingin hemat tapi malas menunggu kepastian (tsaaaaah!). Dan berangkatlah kami setengah jam kemudian, setelah berhasil mengisi perut di dekat pelabuhan. FYI, harga makanan di Lombok ini cukup murah. Bahkan kalo menurut kami yang sudah bergaul dengan harga luar jawa, Lombok menjanjikan kuliner yang murah. Motor kami parkir di penitipan motor, tarif per hari 10.000 rupiah/motor.

Secara nggak sengaja kami bertemu dengan dua cewek bule yang sedang kebingungan. Ternyata mereka bingung bagaimana kembali dari Pelabuhan menuju Gili Trawangan via kendaraan umum. FYI, nggak ada kendaraan umum menuju dan dari Bangsal – Mataram. Kalian harus menyewa mobil, carter angkot atau naik motor seperti kami. Bule ini ditawari carter angkot dengan harga 50.000 rupiah untuk 2 orang dan mereka menganggap itu harga yang mahal banget. Gue sebenarnya ketawa sih, mereka nggak tahu kalo tarif sewa mobil sebenarnya di atas 100.000 rupiah. Si sopir angkot pun memperingatkan gue untuk nggak membantu si bule yang dia sebut “pelit” itu. Hahaha. Ada – ada saja kejadian absurd yang menimpa kami.


Fast Boat menuju Gili Trawangan

Melu curlah kami ke Gili Trawangan. Sebelumnya boat kami singgah di Gili Meno dan Gili Air.

Dan akhirnya tibalah kami di Gili Trawangan.


Pelabuhannya


Cafe dan Bar nya


Jalanannya di siang hari. Malam harinya akan dipenuhi wisatawan asing, mayoritas.


Pemandangan Gili Trawangan nggak sesuai ekspektasi gue. Awalnya gue pikir Gili Trawangan adalah tempat semacam Derawan, sebuah pantai berpasir putih yang sepi. Kenyataannya, begini.


Jalanan sudah disemen walaupun ada beberapa tepian pantai yang berpasir sehingga harus turun dan menuntun sepeda :)


Karena gue nggak sempat browsing penginapan murah sebelumnya, gue akhirnya jalan nggak tentu arah. Ketemulah kami dengan mas2 “calo” hotel. Entah kenapa kami pun akhirnya terdampar di sebuah penginapan seharga 200.000 rupiah dengan fasilitas AC dan fan. Harusnya sih, harganya nggak segitu. Kami tawar menawar aja, pemiliknya ramah banget. Penginapan ini juga menyediakan jasa rental sepeda. Dan akhirnya untuk harga rental sepeda pun kami mendapat potongan harga, hanya 40.000 saja per sepeda selama seharian.


Penginapan


Penginapan lagi


Lagi - lagi penginapan


Sekali lagi, gue nggak promo. Blog ini sama sekali tidak berbayar ataupun dibayar oleh siapapun.


Kami pun bersepeda keliling Gili Trawangan. Beberapa orang menawarkan paket snorkling 3 pulau seharga 100.000 rupiah. Sebenarnya harga sekian sangat murah, paket sudah include alat snorkling dan baju pelampung. Tapi yang menjadi permasalahan adalah jadwalnya. Berangkat dari Gili Trawangan pukul 10.30 dan kembali pukul 15.00. Seandainya kami tadi nggak bersantai di Senggigi, mungkin kami masih bisa ikut jadwal hari ini. Mengingat itinerary kami yang padat dan besok paginya kami harus sudah pulang ke Mataram, kami memutuskan untuk menyewa alat snorkling dan berenang di sekitar Gili Trawangan saja. Harga sewa alat plus baju pelampung adalah 30.000 per 3 jam. Kami pun berenang di Turtle Spot, walaupun akhirnya nggak menemukan satu penyu pun. Haha. Sayang sekali kami harus melewatkan snorkling 3 pulau itu, padahal pemilik penginapan sudah berbaik hati mau memperpanjang jam check out kami, loh! Benar – benar pemilik penginapan yang ramah.

Setelah capek snorkling, kami memutuskan untuk melanjutkan bersepeda keliling pulau. Gue merasa ada di negara lain, serius! Bule dimana – mana, bar berjejer rapi di sepanjang jalan, dan wisatawan domestik jarang sekali ditemui.

Gue sempat beli minum di warung kecil tepi jalanan dan yang melayani adalah anak sekitar 10 tahun. Dia fasih banget berbahasa Inggris. Gue sempat kagum, tapi mendadak kecewa setelah tahu dia nggak sekolah. Menurut pemikirannya, sekolah itu nggak penting dan dia bisa pintar hanya dengan belajar dari pengalaman. Ya, mungkin penduduk seluruh pulau ini semua learning by doing. Tapi gue merasa itu justru mem-barat-kan Indonesia. Dilema memang. Kalo kita memaksa para turis bisa memahami bahasa Indonesia, pariwisata kita akan sepi. Tapi sebaliknya, kalo kita memaksa mem-barat-kan Indonesia, jadinya malah merugikan diri sendiri. Betapa menyedihkannya ketika gue melihat menu – menu di bar atau restoran yang di-barat-kan namanya. Menurut gue, perkedel yang diubah namanya menjadi potato cake adalah absurd. Untungnya rendang masih bertuliskan rendang, bukan beef with spicy sauce. Duh. Tapi ya, sekali lagi, this is my own opinion loh. Hehe.

Jalanan berpasir membuat gue, yang jarang olah raga, sedikit terengah – engah.  Dan kami secara nggak sengaja nyasar ke jalan pintas yang meskipun jaraknya lebih dekat menuju spot sunset tapi agak sepi.


Si Bule ikut berpose pas gue ambil foto temen gue ini. Sayangnya doi langsung pergi, gue nggak sempat tahu siapa namanya. Hahaha.

Akhirnya, yang gue tunggu selama 5 tahun tiba juga. SUNSET GILI TRAWANGAN!


Gue bener – bener speechless.

Setelah hari mulai gelap, gue mulai merasa capek. Tapi sepertinya jarak antara spot sunset dan penginapan kami masih jauh. Berjuanglah kami menerobos jalanan dan beberapa spot penuh bule.
Tiba – tiba kami menemukan sebuah spot tempat makan di luar cafĂ© dan bar yang menjamur. Seperti sebuah kumpulan kaki lima lah. Kami pun meutuskan untuk makan dulu sebelum kembali ke penginapan. Gue nggak seberapa menikmati malam di Gili Trawangan karena gue nggak begitu suka keramaian yang keterlaluan, hehe. Selain itu, gue menghemat budget, hahaha!

Kami hanya menghabiskan 40.000 rupiah untuk 2 porsi soto (khas Lombok sepertinya, karena kuahnya agak aneh, seperti berwarna kehitaman) lengkap dengan sebotol air mineral. Harga yang lumayan murah untuk harga makanan di objek wisata.

Selepas makan, kami berusaha mencari dimana letak penginapan kami. Di tengah jalan, kami secara tidak sengaja menemukan penjual ice cream. Kami pun tertarik. Satu scoop hanya 15.000 rupiah. Saat membeli ice cream itu, gue membaca sebuah list harga penyeberangan.


Seakan - akan kami couple ya. Sial. Haha.



Papan info yang sempat gue foto


Dan kami baru sadar kalo penginapan kami jauh banget masuknya ke dalam gang. Hahaha! Dan malam kami berakhir dengan tepar di kamar aja, kecapekan.


DAY 2

Kami bangun subuh dan segera bergegas mencari pemandangan fenomenal selanjutnya: SUNRISE! Keadaan pagi hari sangat kontras bila dibandingkan dengan malam hari. Benar – benar sepi. Hanya ada pegawai bar atau restaurant yang membereskan kedai mereka. Momen ini yang paling gue suka. Sepanjang pantai masih belum ada manusia. Dan, WOW! Pemandangan sunrise di sini benar – benar…nggak kalah sama sunset!

Lagi – lagi, speechless!


Romantis. Banget.

Setelah merasa harus beranjak (padahal, serius, gue kerasan di suasana sunrise kayak gitu!), kami berniat menuju penginapan untuk sarapan. Tapi di tengah jalan kami bertemu dengan ibu – ibu penjual nasi. Katanya, itu nasi khas Lombok. Namanya nasi PUYUNG. Semacam nasi campur gitu tapi ada kriuk nya, entah dari apa. Kami pun memilih makan nasi Puyung daripada hanya sekedar makan roti bakar di penginapan, hehe.

Setelah perut kenyang, kami memutukan untuk segera membeli tiket kembali menuju Bangsal. Lagi – lagi, dalam perjalanan kami bertemu dengan penjual ice cream. Kali ini ada namanya: Gili Gelato. Harganya memang lebih mahal dari yang malam itu tapi rasanya pun lebih enak, hehe.


Gelato kedua. Kali ini gue udah nggak mau dikira couple lagi. Hahaha.


Kami membeli di saat penjualnya baru aja buka kedainya. Sepiiii.


Dengan berat hati, setelah tiket balik sudah di tangan, gue harus ikhlas meninggalkan Gili Trawangan. Gue bertekad akan kembali lagi.

Sesampainya di Bangsal, kami melanjutkan perjalanan. Hari kedua ini kami ingin mengeksplore Pantai Kuta Lombok dan sekitarnya. Hanya saja jaraknya terlalu jauh, jadi kami memutuskan untuk beristirahat di Mataram dulu. Buat kalian yang nggak bawa motor, banyak kok persewaan taksi atau mobil bahkan angkot di pelabuhan Bangsal. Hanya saja, kalian harus tahu berapa rate sewanya. Jangan kayak bule yang pernah kami temui sebelumnya. Haha!
Kami memilih jalur lewat Pusuk untuk menuju Mataram. Jalur ini cukup ekstrim dan berkelok – kelok, juga naik turun meskipun jarak tempuhnya jauh lebih singkat daripada lewat Senggigi. Di sisi kiri dan kanan jalan adalah hutan rimba yang rimbun. Beberapa kera tampak berjajar di tepi jalan. Sepertinya mereka masih liar namun terlihat jinak.
Tengah hari kami sampai di Mataram. Kami memilih masjid raya Lombok sebagai tempat istirahat, sekaligus mencari makan siang murah di sekitar masjid. Setelah satu jam lebih, kami melanjutkan perjalanan menuju Kuta.

Tak disangka, ternyata untuk menuju Kuta kami melewati Desa Sasak Sade, pusat kerajinan tenun khas Lombok. Akhirnya kami mampir dulu ke sana.
Untuk menikmati objek wisata Sasak Sade, pengunjung diharuskan menyewa giude. Memang, itu dibutuhkan untuk mengetahui sejarah tempat ini. Awalnya kami tidak tahu berapa biaya sewa guide. Dengan berbagai cara akhirnya gue mendapat informasi dari para supir taksi dekat situ, harga sewa giude hanya 30.000 rupiah.

Desa Sasak Sade memang masih tradisional. Di sana kami juga bisa praktek bagaimana cara menenun.


Jalanan kembali dari Bangsal (lewat Pusuk)


Karena gue motret dari motor yang melaju kencang, monyet - monyet ini jadi kurang jelas


Sekali - kali, gue menampilkan penampakan gue, boleh, kan?



Rumah di Desa Sasak Sade


Peralatan menenun, Sebenarnya ada foto pas kami diajari menenun tapi, ah sudahlah, mendingan nggak terlalu banyak menampilkan penampakan gue di blog ini hahaha



Desa ini menjual hasil kerajinan mereka


Katanya ini tempat menyimpan hasil panen


Entah karena kami merasa nggak enak kalo nggak beli atau karena memang kami tertarik, akhirnya masing – masing dari kami membeli sebuah hasil tenun para ibu – ibu desa ini. Hahaha!

Kami pun melanjutkan perjalanan panjang menuju Kuta.

Gue pikir, Kuta itu adalah pantai seperti Senggigi dan sejenisnya. Ternyata….gersang. Hanya batu – batu. Tepian pantainya jauh. Dan yang mengganggu adalah anak – anak kecil yang memaksakan membeli barang dagangan mereka. Mengganggu, menurut gue. Boleh menawarkan tapi tolong lah jangan memaksa kayak gitu.


Kuta Lombok


Spot yang dipake foto sejuta umat


Senjanya nggak kelihatan

Kami pun mencari penginapan. Terdamparlah kami di penginapan Doyok. Kami juga memilih random, belum ada list sama sekali. Kamarnya lumayan nyaman, hanya saja airnya asin jadi kami kurang nyaman. Ya sudahlah, mungkin seluruh penginapan juga asin airnya. Dengan fasilitas fan kami mendapat harga 120.000 rupiah.

Setelah sejenak beristirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Aan. Gue pikir perjalanannya nggak jauh tapi ternyata jauh dan sepi jalurnya. Dan papan penunjuk jalan sangat minim sehingga mau tidak mau harus mengira – kira sendiri arah jalanannya.

Betapa kecewanya kami, ketika sampai di Tanjung Aan, penjaga parkir memperingatkan kami kalo tidak boleh terlalu sore di pantai. Alasannya adalah keamanan di jalan menuju Kuta yang katanya rawan. Apalagi kami berdua cewek. Padahal gue ingin banget naik ke atas bukitnya. Peringatan buat kalian yang mau ke Tanjung Aan, pilihlah waktu sebelum senja.

Kami juga ditawari menyeberang ke Pantai Batu Payung, yang ada batu2 bagus gitu, netuknya kayak payung. Sekali lagi, kami harus menolak. Bukan karena duit, tapi menuju ke sana cukup memakan banyak waktu.

Akhirnya kami hanya mendapat beberapa foto mainstream.



Bukit di Tanjung Aan


Harusnya bisa naek ke bukit itu atau menyeberang ke Batu Payung, sayangnya udah kemaleman


Senjanya nggak kelihatan juga

Untungnya, gue mendapat pemandangan senja yang menawan saat perjalanan pulang.



DAY 3

Perjalanan kami di awal hari ketiga ini dimulai dengan adegan pecah ban. Beruntungnya kami, ban kami pecah tepat di depan Toko Oleh – oleh Sasaku, tepat beberapa meter setelah memasuki kota Mataram. Dan beruntungnya juga, si pemilik persewaan dengan senang hati menjemput kami dan mengganti motor dengan motor lain karena kami sudah terlanjur sewa selama 3 hari. Oh iya, kami juga mendapat harga murah saat menyewa motor. Ukuran sewa motor di daerah Mataram, harga 70.000 rupiah per hari untuk motor matic termasuk murah.

Kami melanjutkan perjalanan dengan motor baru. Karena kami belum sempat sarapan, kami pun berniat merapatkan motor kami di warung apa saja yang sudah buka. Beruntung, warung Nasi Puyung khas Lombok di sekitaran cakranegara sudah buka.



Ini yang namanya Nasi Puyung khas Lombok

Setelah kenyang kami pun mencari objek wisata di sekitar kota Mataram saja karena tenaga sudah tidak sanggup melanjutkan perjalanan ke pantai Pink yang terletak di Lombok Timur. Buat kalian yang berniat memperbanyak objek wisata di Lombok, harus punya fisik yang siap terlebih dahulu atau bisa juga punya kantong tebal, jadi nggak perlu naik motor. Cukup sewa mobil. Hahaha.

Kami memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu, berniat untuk mengurangi beban punggung.

Lalu kami menuju bebrapa taman yang terkenal di Mataram. Salah satunya taman air mayura.


Taman Air Mayura


Semacam danau gitu sih


Penginapan ketiga kami


Suasananya asri, dekat dengan Mataram Mall


Ingat, sekali lagi ini bukan iklan atau promosi. Bukan blog berbayar!

Mainstream sih, tapi cukuplah untuk sekedar beristirahat. Dan karena kami merasa sudah cukup berkeliling Mataram, kami pun mencari oleh – oleh di Sasaku (pusat kaos Lombok) dan juga mencoba melihat – lihat Mall Epicentrum Lombok. Akhirnya kami terdampar di salah satu corner yang menyediakan menu ice cream pot.


Ice Cream Pot


QUOTES!!!

Sisa waktu kami habiskan menglilingi Mataram tanpa tujuan dan berakhirlah perjalanan singkat kami.
Keesokan paginya kami sudah bersiap untuk meninggalkan Lombok. Sebuah perjalanan absurd yang berkesan, gue benar – benar ingin kembali lagi ke Gili Trawangan. Segera.

Oke, see you on my next trip!


Keep calm and travel often!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Blogger mengatakan...

SAYA MAS ANTO DARI JAWAH TENGAH.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI BODAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI BODAS DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI BODAS…

**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

…=>AKI BODAS<=…
>>>085-320-279-333<<<






SAYA MAS ANTO DARI JAWAH TENGAH.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI BODAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI BODAS DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI BODAS…

**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

…=>AKI BODAS<=…
>>>085-320-279-333<<<

Posting Komentar