Hi!
(send me a message for translate in English)
Selamat berjumpa lagi
di posting absurd gue.
Sebelumnya maafin ya,
postingan tentang perjalanan sebelumnya terlihat belum rapi dan belum ada foto (no pic = hoax, katanya). Selain
karena pekerjaan yang padat dan koneksi yang buruk banget, gue mungkin terlalu memprioritaskan cerita perjalanan kali ini.
Yap, my “dream trip”
finally come true.
Kyaaaaaa!
Oke,
selamat menikmati ke-absurd-an gue. Tapi sebelumnya, gue mau memperingatkan
bahwa posting kali ini mungkin nggak se-epic posting di blog orang – orang kebanyakan
tentang Lombok. Dan hasil jepretan gue juga nggak sekeren mereka. But, I hope you
still enjoy this different point of view.
DAY
1
Seperti
biasanya, gue ke Lombok bukan semata – mata buat trip. Gue ada “tugas negara”
di sini. Selepas gue menunaikan tugas itu, gue pun nggak mungkin melewatkan
kesempatan emas yang udah gue impikan selama bertahun – tahun ini.
Pukul
8 pagi, gue udah siap dengan sebuah tas punggung dan jaket. Kali ini perjalanan
gue nggak pakai mobil travel atau angkutan umum. Gue melalui perjalanan panjang
ini bareng salah satu temen gue (cewek, lajang, tangguh, dan easy going hahahaha!)
pakai motor. Kenapa motor? Karena gue trauma sama travel agent (baca postingan perjalanan sebelum – sebelumnya) dan
angkutan umum di lombok agak susah. Bukannya nggak bisa ditemui, tapi rute
angkutan umumnya susah menyesuaikan itinerary kami. Hahaha! Tapi tenang, nanti
bakal gue infokan juga buat kalian yang single
– traveller dan nggak bisa pakai motor.
Jadi,
gue pagi itu baru tanya – tanya dimana tempat penyewaan motor. Akhirnya kami
menemukan sebuah tempat persewaan di daerah Cakranegara. Sebuah rental motor
yang sekaligus ada hotelnya.
Bukan promo, bukan iklan, gue cuma - cuma ngepost kartu nama di blog gue biar orang yang butuh nggak kesulitan mencari hehehe
Kami
pun sebenarnya agak ragu – ragu, apakah kami bisa menuju tempat – tempat wisata
yang sama sekali tidak kami ketahui keberadaannya. Untunglah, kami selamat
berkat marka jalan. Haha.
Ada
sedikit tips buat kalian yang sewa motor:
1.
Pastikan kalian diberi STNK, helm dan jas hujan (meskipun jas hujannya
bisa jadi nggak terpakai).
2.
Cek mesin motor sebelum memutuskan menyewa, terutama kalo kalian mau sewa
motor matic. (Jalur jalanan Senggigi – Gili – Pusuk adalah jalur pegunungan
berkelok dan naik turun, silahkan memilih mau motor manual atau matic).
3.
Dan yang paling penting, periksa BAN! Kami mengalami pecah ban luar dalam
(kesalahan bukan dari kami loh, hanya saja kami lupa cek ban pas berangkat).
Untung aja sudah di daerah Mataram. Kebetulan pemilik persewaan ini baik banget,
kami dijemput dan ditukar motor. Highly
recommended lah kalo mau sewa di sini. Sayangnya jumlah motornya nggak
terlalu banyak.
And finally, kami berangkat menuju Gili
Trawangan. Sebenarnya menuju Gili Trawangan ada dua jalur, lewat Senggigi atau
lewat Pusuk. Kami memilih perjalanan terjauh yaitu lewat Senggigi karena hari
masih pagi dan kami “merasa” nggak terburu – buru.
Kami
pada dasarnya nggak tau dari mana ke mana batas Senggigi itu. Pokoknya
sepanjang perbukitan itu view-nya keren banget. Dan pada akhir perjalanan kami
baru sadar kalo tempat – tempat yang kami anggap eksotis itu bagian dari
Senggigi dan Bukit Malimbu. Pantesan keren banget tempatnya, haha!
Kami
pun sempat mengunjungi pelabuhan yang melayani tujuan Bali – Lombok.
Kami
cuma singgah di beberapa pos pemberhentian buat ambil foto, selanjutnya melaju
ke Pelabuhan Bangsal, tempat penyeberangan ke Gili Trawangan.
Kapal
di Pelabuhan Bangsal ada 3 jenis. Pertama, kapal publik yang harga tiketnya
20.000 rupiah per orang. Keberangkatannya tergantung kapal itu penuhnya kapan,
asalkan udah 40 orang bakalan berangkat. Kedua, fast boat yang harga tiketnya 85.000 rupiah per orang. Ada jadwal
keberangkatannya, kalau nggak salah tiap satu jam sekali dari pukul 9 pagi
sampai 5 sore (pulang pergi 3 Gili). Ketiga, kapal sewaan yang harga sewanya
gue kurang tahu, sekitar 100.000 rupiah ke atas.
Kami
menjatuhkan pilihan pada fast boat,
karena ingin hemat tapi malas menunggu kepastian (tsaaaaah!). Dan berangkatlah kami
setengah jam kemudian, setelah berhasil mengisi perut di dekat pelabuhan. FYI,
harga makanan di Lombok ini cukup murah. Bahkan kalo menurut kami yang sudah
bergaul dengan harga luar jawa, Lombok menjanjikan kuliner yang murah. Motor
kami parkir di penitipan motor, tarif per hari 10.000 rupiah/motor.
Secara
nggak sengaja kami bertemu dengan dua cewek bule yang sedang kebingungan.
Ternyata mereka bingung bagaimana kembali dari Pelabuhan menuju Gili Trawangan
via kendaraan umum. FYI, nggak ada kendaraan umum menuju dan dari Bangsal –
Mataram. Kalian harus menyewa mobil, carter angkot atau naik motor seperti
kami. Bule ini ditawari carter angkot dengan harga 50.000 rupiah untuk 2 orang
dan mereka menganggap itu harga yang mahal banget. Gue sebenarnya ketawa sih,
mereka nggak tahu kalo tarif sewa mobil sebenarnya di atas 100.000 rupiah. Si
sopir angkot pun memperingatkan gue untuk nggak membantu si bule yang dia sebut
“pelit” itu. Hahaha. Ada – ada saja kejadian absurd yang menimpa kami.
Melu
curlah kami ke Gili Trawangan. Sebelumnya boat kami singgah di Gili Meno dan
Gili Air.
Dan
akhirnya tibalah kami di Gili Trawangan.
Pemandangan
Gili Trawangan nggak sesuai ekspektasi gue. Awalnya gue pikir Gili Trawangan adalah
tempat semacam Derawan, sebuah pantai berpasir putih yang sepi. Kenyataannya,
begini.
Jalanan sudah disemen walaupun ada beberapa tepian pantai yang berpasir sehingga harus turun dan menuntun sepeda :)
Karena
gue nggak sempat browsing penginapan
murah sebelumnya, gue akhirnya jalan nggak tentu arah. Ketemulah kami dengan
mas2 “calo” hotel. Entah kenapa kami pun akhirnya terdampar di sebuah
penginapan seharga 200.000 rupiah dengan fasilitas AC dan fan. Harusnya sih,
harganya nggak segitu. Kami tawar menawar aja, pemiliknya ramah banget.
Penginapan ini juga menyediakan jasa rental sepeda. Dan akhirnya untuk harga
rental sepeda pun kami mendapat potongan harga, hanya 40.000 saja per sepeda
selama seharian.
Penginapan
Penginapan lagi
Lagi - lagi penginapan
Sekali lagi, gue nggak promo. Blog ini sama sekali tidak berbayar ataupun dibayar oleh siapapun.
Kami
pun bersepeda keliling Gili Trawangan. Beberapa orang menawarkan paket
snorkling 3 pulau seharga 100.000 rupiah. Sebenarnya harga sekian sangat murah,
paket sudah include alat snorkling dan baju pelampung. Tapi yang menjadi
permasalahan adalah jadwalnya. Berangkat dari Gili Trawangan pukul 10.30 dan
kembali pukul 15.00. Seandainya kami tadi nggak bersantai di Senggigi, mungkin
kami masih bisa ikut jadwal hari ini. Mengingat itinerary kami yang padat dan
besok paginya kami harus sudah pulang ke Mataram, kami memutuskan untuk menyewa
alat snorkling dan berenang di sekitar Gili Trawangan saja. Harga sewa alat
plus baju pelampung adalah 30.000 per 3 jam. Kami pun berenang di Turtle Spot, walaupun akhirnya nggak
menemukan satu penyu pun. Haha. Sayang sekali kami harus melewatkan snorkling 3
pulau itu, padahal pemilik penginapan sudah berbaik hati mau memperpanjang jam check out kami, loh! Benar – benar
pemilik penginapan yang ramah.
Setelah
capek snorkling, kami memutuskan untuk melanjutkan bersepeda keliling pulau.
Gue merasa ada di negara lain, serius! Bule dimana – mana, bar berjejer rapi di sepanjang jalan, dan wisatawan domestik jarang
sekali ditemui.
Gue
sempat beli minum di warung kecil tepi jalanan dan yang melayani adalah anak
sekitar 10 tahun. Dia fasih banget berbahasa Inggris. Gue sempat kagum, tapi
mendadak kecewa setelah tahu dia nggak sekolah. Menurut pemikirannya, sekolah
itu nggak penting dan dia bisa pintar hanya dengan belajar dari pengalaman. Ya,
mungkin penduduk seluruh pulau ini semua learning
by doing. Tapi gue merasa itu justru mem-barat-kan Indonesia. Dilema
memang. Kalo kita memaksa para turis bisa memahami bahasa Indonesia, pariwisata
kita akan sepi. Tapi sebaliknya, kalo kita memaksa mem-barat-kan Indonesia,
jadinya malah merugikan diri sendiri. Betapa menyedihkannya ketika gue melihat
menu – menu di bar atau restoran yang
di-barat-kan namanya. Menurut gue, perkedel yang diubah namanya menjadi potato cake adalah absurd. Untungnya
rendang masih bertuliskan rendang, bukan beef
with spicy sauce. Duh. Tapi ya, sekali lagi, this is my own opinion loh. Hehe.
Jalanan
berpasir membuat gue, yang jarang olah raga, sedikit terengah – engah. Dan kami secara nggak sengaja nyasar ke jalan
pintas yang meskipun jaraknya lebih dekat menuju spot sunset tapi agak sepi.
Si Bule ikut berpose pas gue ambil foto temen gue ini. Sayangnya doi langsung pergi, gue nggak sempat tahu siapa namanya. Hahaha.
Akhirnya,
yang gue tunggu selama 5 tahun tiba juga. SUNSET GILI TRAWANGAN!
Setelah
hari mulai gelap, gue mulai merasa capek. Tapi sepertinya jarak antara spot
sunset dan penginapan kami masih jauh. Berjuanglah kami menerobos jalanan dan
beberapa spot penuh bule.
Tiba
– tiba kami menemukan sebuah spot tempat makan di luar cafĂ© dan bar yang menjamur. Seperti sebuah
kumpulan kaki lima lah. Kami pun meutuskan untuk makan dulu sebelum kembali ke
penginapan. Gue nggak seberapa menikmati malam di Gili Trawangan karena gue
nggak begitu suka keramaian yang keterlaluan, hehe. Selain itu, gue menghemat
budget, hahaha!
Kami
hanya menghabiskan 40.000 rupiah untuk 2 porsi soto (khas Lombok sepertinya,
karena kuahnya agak aneh, seperti berwarna kehitaman) lengkap dengan sebotol
air mineral. Harga yang lumayan murah untuk harga makanan di objek wisata.
Selepas
makan, kami berusaha mencari dimana letak penginapan kami. Di tengah jalan,
kami secara tidak sengaja menemukan penjual ice cream. Kami pun tertarik. Satu scoop hanya 15.000 rupiah. Saat membeli
ice cream itu, gue membaca sebuah list harga penyeberangan.
Dan
kami baru sadar kalo penginapan kami jauh banget masuknya ke dalam gang.
Hahaha! Dan malam kami berakhir dengan tepar di kamar aja, kecapekan.
DAY
2
Kami
bangun subuh dan segera bergegas mencari pemandangan fenomenal selanjutnya:
SUNRISE! Keadaan pagi hari sangat kontras bila dibandingkan dengan malam hari.
Benar – benar sepi. Hanya ada pegawai bar
atau restaurant yang membereskan kedai mereka. Momen ini yang paling gue suka.
Sepanjang pantai masih belum ada manusia. Dan, WOW! Pemandangan sunrise di sini
benar – benar…nggak kalah sama sunset!
Lagi
– lagi, speechless!
Setelah
merasa harus beranjak (padahal, serius, gue kerasan di suasana sunrise kayak
gitu!), kami berniat menuju penginapan untuk sarapan. Tapi di tengah jalan kami
bertemu dengan ibu – ibu penjual nasi. Katanya, itu nasi khas Lombok. Namanya
nasi PUYUNG. Semacam nasi campur gitu tapi ada kriuk nya, entah dari apa. Kami
pun memilih makan nasi Puyung daripada hanya sekedar makan roti bakar di
penginapan, hehe.
Setelah
perut kenyang, kami memutukan untuk segera membeli tiket kembali menuju
Bangsal. Lagi – lagi, dalam perjalanan kami bertemu dengan penjual ice cream.
Kali ini ada namanya: Gili Gelato. Harganya memang lebih mahal dari yang malam
itu tapi rasanya pun lebih enak, hehe.
Gelato kedua. Kali ini gue udah nggak mau dikira couple lagi. Hahaha.
Kami membeli di saat penjualnya baru aja buka kedainya. Sepiiii.
Dengan
berat hati, setelah tiket balik sudah di tangan, gue harus ikhlas meninggalkan
Gili Trawangan. Gue bertekad akan kembali lagi.
Sesampainya
di Bangsal, kami melanjutkan perjalanan. Hari kedua ini kami ingin mengeksplore
Pantai Kuta Lombok dan sekitarnya. Hanya saja jaraknya terlalu jauh, jadi kami
memutuskan untuk beristirahat di Mataram dulu. Buat kalian yang nggak bawa
motor, banyak kok persewaan taksi atau mobil bahkan angkot di pelabuhan
Bangsal. Hanya saja, kalian harus tahu berapa rate sewanya. Jangan kayak bule yang pernah kami temui sebelumnya.
Haha!
Kami
memilih jalur lewat Pusuk untuk menuju Mataram. Jalur ini cukup ekstrim dan
berkelok – kelok, juga naik turun meskipun jarak tempuhnya jauh lebih singkat
daripada lewat Senggigi. Di sisi kiri dan kanan jalan adalah hutan rimba yang
rimbun. Beberapa kera tampak berjajar di tepi jalan. Sepertinya mereka masih
liar namun terlihat jinak.
Tengah
hari kami sampai di Mataram. Kami memilih masjid raya Lombok sebagai tempat
istirahat, sekaligus mencari makan siang murah di sekitar masjid. Setelah satu
jam lebih, kami melanjutkan perjalanan menuju Kuta.
Tak
disangka, ternyata untuk menuju Kuta kami melewati Desa Sasak Sade, pusat
kerajinan tenun khas Lombok. Akhirnya kami mampir dulu ke sana.
Untuk
menikmati objek wisata Sasak Sade, pengunjung diharuskan menyewa giude. Memang,
itu dibutuhkan untuk mengetahui sejarah tempat ini. Awalnya kami tidak tahu
berapa biaya sewa guide. Dengan berbagai cara akhirnya gue mendapat informasi
dari para supir taksi dekat situ, harga sewa giude hanya 30.000 rupiah.
Desa
Sasak Sade memang masih tradisional. Di sana kami juga bisa praktek bagaimana
cara menenun.
Jalanan kembali dari Bangsal (lewat Pusuk)
Karena gue motret dari motor yang melaju kencang, monyet - monyet ini jadi kurang jelas
Sekali - kali, gue menampilkan penampakan gue, boleh, kan?
Rumah di Desa Sasak Sade
Peralatan menenun, Sebenarnya ada foto pas kami diajari menenun tapi, ah sudahlah, mendingan nggak terlalu banyak menampilkan penampakan gue di blog ini hahaha
Desa ini menjual hasil kerajinan mereka
Katanya ini tempat menyimpan hasil panen
Entah
karena kami merasa nggak enak kalo nggak beli atau karena memang kami tertarik,
akhirnya masing – masing dari kami membeli sebuah hasil tenun para ibu – ibu desa
ini. Hahaha!
Kami
pun melanjutkan perjalanan panjang menuju Kuta.
Gue
pikir, Kuta itu adalah pantai seperti Senggigi dan sejenisnya.
Ternyata….gersang. Hanya batu – batu. Tepian pantainya jauh. Dan yang
mengganggu adalah anak – anak kecil yang memaksakan membeli barang dagangan
mereka. Mengganggu, menurut gue. Boleh menawarkan tapi tolong lah jangan
memaksa kayak gitu.
Kami
pun mencari penginapan. Terdamparlah kami di penginapan Doyok. Kami juga
memilih random, belum ada list sama sekali. Kamarnya lumayan nyaman, hanya saja
airnya asin jadi kami kurang nyaman. Ya sudahlah, mungkin seluruh penginapan
juga asin airnya. Dengan fasilitas fan kami mendapat harga 120.000 rupiah.
Setelah
sejenak beristirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Aan. Gue pikir
perjalanannya nggak jauh tapi ternyata jauh dan sepi jalurnya. Dan papan
penunjuk jalan sangat minim sehingga mau tidak mau harus mengira – kira sendiri
arah jalanannya.
Betapa
kecewanya kami, ketika sampai di Tanjung Aan, penjaga parkir memperingatkan
kami kalo tidak boleh terlalu sore di pantai. Alasannya adalah keamanan di
jalan menuju Kuta yang katanya rawan. Apalagi kami berdua cewek. Padahal gue
ingin banget naik ke atas bukitnya. Peringatan buat kalian yang mau ke Tanjung
Aan, pilihlah waktu sebelum senja.
Kami
juga ditawari menyeberang ke Pantai Batu Payung, yang ada batu2 bagus gitu,
netuknya kayak payung. Sekali lagi, kami harus menolak. Bukan karena duit, tapi
menuju ke sana cukup memakan banyak waktu.
Akhirnya
kami hanya mendapat beberapa foto mainstream.
Bukit di Tanjung Aan
Harusnya bisa naek ke bukit itu atau menyeberang ke Batu Payung, sayangnya udah kemaleman
Senjanya nggak kelihatan juga
Untungnya,
gue mendapat pemandangan senja yang menawan saat perjalanan pulang.
DAY
3
Perjalanan
kami di awal hari ketiga ini dimulai dengan adegan pecah ban. Beruntungnya
kami, ban kami pecah tepat di depan Toko Oleh – oleh Sasaku, tepat beberapa
meter setelah memasuki kota Mataram. Dan beruntungnya juga, si pemilik
persewaan dengan senang hati menjemput kami dan mengganti motor dengan motor
lain karena kami sudah terlanjur sewa selama 3 hari. Oh iya, kami juga mendapat
harga murah saat menyewa motor. Ukuran sewa motor di daerah Mataram, harga
70.000 rupiah per hari untuk motor matic termasuk murah.
Kami
melanjutkan perjalanan dengan motor baru. Karena kami belum sempat sarapan,
kami pun berniat merapatkan motor kami di warung apa saja yang sudah buka.
Beruntung, warung Nasi Puyung khas Lombok di sekitaran cakranegara sudah buka.
Setelah
kenyang kami pun mencari objek wisata di sekitar kota Mataram saja karena
tenaga sudah tidak sanggup melanjutkan perjalanan ke pantai Pink yang terletak
di Lombok Timur. Buat kalian yang berniat memperbanyak objek wisata di Lombok,
harus punya fisik yang siap terlebih dahulu atau bisa juga punya kantong tebal,
jadi nggak perlu naik motor. Cukup sewa mobil. Hahaha.
Kami
memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu, berniat untuk mengurangi
beban punggung.
Lalu
kami menuju bebrapa taman yang terkenal di Mataram. Salah satunya taman air
mayura.
Taman Air Mayura
Semacam danau gitu sih
Penginapan ketiga kami
Suasananya asri, dekat dengan Mataram Mall
Ingat, sekali lagi ini bukan iklan atau promosi. Bukan blog berbayar!
Mainstream
sih, tapi cukuplah untuk sekedar beristirahat. Dan karena kami merasa sudah
cukup berkeliling Mataram, kami pun mencari oleh – oleh di Sasaku (pusat kaos
Lombok) dan juga mencoba melihat – lihat Mall Epicentrum Lombok. Akhirnya kami
terdampar di salah satu corner yang menyediakan menu ice cream pot.
Sisa
waktu kami habiskan menglilingi Mataram tanpa tujuan dan berakhirlah perjalanan
singkat kami.
Keesokan
paginya kami sudah bersiap untuk meninggalkan Lombok. Sebuah perjalanan absurd
yang berkesan, gue benar – benar ingin kembali lagi ke Gili Trawangan. Segera.
Oke,
see you on my next trip!
Keep
calm and travel often!
1 komentar:
SAYA MAS ANTO DARI JAWAH TENGAH.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI BODAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI BODAS DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI BODAS…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI BODAS<=…
>>>085-320-279-333<<<
SAYA MAS ANTO DARI JAWAH TENGAH.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI BODAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI BODAS DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI BODAS…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI BODAS<=…
>>>085-320-279-333<<<
Posting Komentar